Jumat, 30 Desember 2011

SEJARAH KERAJAAN BERAU


1.    Oleh  H. AJI RAHMATSYAH
Baddit dipatung adalah raja pertama Berau adri keluarga Amma Baritu seorng kepala (pimpinan) Nagri Lati. Baddit dipatung bergelar Aji Surya Nata Kesuma, dan pusat pemerintahannya di Lati tempat beliau berasal dan bermukim. Dimasa pemerintahannya sebagai seorang Raja pada waktu itu, rakyatnya hidup dengan bertani, mencari ikan dan mencari hasil hutan, seperti damar, gaharu, rotan dan lain-lain.sektor perdagangan telah berjalan. Rakyatnya berdagang dengan orang-orang dari Sulawesi (Bugis) dan ada pula pedagang-pedagang dari pulau-pulau solok pilipina selatan dengan cara tukar menukar barang (barter) dan karenanya kehidupan rakyat pada waktu itu cukup baik dan makmur. Keamanan di Kerajaanpun selalu terjaga, tidak ada gangguan-gangguan berupa perkelahian-perkelahian dan sebagainya. Raja Aji Surya Nata Kesuma memerintah sampai tahun 1432.
Raja Berau kedua adalah Aji Nikollam, beliau adalah anak dari Aji Surya Nata Kesuma (Baddit Dipatung), ibunya bernama Aji Permaisuri yang juga biasa disebut (Baddit Dikurindan). Aji Nikollam memerintah kerajaan Berau menggantikan ayahandanya dari tahun 1432 sampai pada tahun 1461. Suasana dimasa pemerintahan ayahandanya, dapat dipertahankan, kehidupan rakyat berjalan baik, hubungan dagang dengan orang luar terutama pedagang suku-suku bugis dari Selebis (Sulawesi) lancar-lancar saja. Keamanan dan ketertiban terjaga. Selama pemerintahan Aji nikollam ini yang berlangsung kurang lenih 29 tahun, tidak ada hal-hal yang perlu diketengahkan biasa-biasa saja sampai akhirnya beliau meninggal dunia.
Sesudah Aji Nikollam  mangkat, beliau digantikan keturunannya bernama si Kutak menjadi Raja Berau ke-3 dengan gelar Aji Nikotak . Aji Nikotak memerintah kerajaan berau dari tahun 1461 sampai dengan tahun 1492, lamanya 31 tahun .
Meneruskan dinasti Baddit Dipattung dari kerajaan Berau, diangkat Aji Nigandang sebagai Raja Berau ke-4 yang memerintah dari tahun 1492 hingga tahun 1530. Jadi beliau memerintah sebagai Raja selama 38 tahun,kemudian beliau mangkat.
Selanjutnya dari keturunannya diangkat pula Aji Panjang Ruma sebagai Raja Berau ke-5, dan beliau memerintah dari tahun  1530 sampai pada tahun 1557 (27 tahun).
Raja berau ke-5 Aji Panjang Ruma mangkat kemudian digantikan oleh putranya yang bergelar Aji Tumanggung Barani sebagai Raja Berau ke-6. Dizaman pemerintahan Raja Berau ke-6 ini terlihat ada kemajuan-kemajuan terutama luas kekuassaan Kerajaan Berau terus bertambah. Aji Tumanggung Barani Raja Berau ke-6 ini memerintah selama 32 tahun yaitu dari tahun 1557 hingga tahun 1589. Wilayahnya yany tadinya merupakan wilayah daerah Berau sekarang yang keselatan sampai ketanjung Mangakaliat, bahkan dibagian utara sampai kewilayah Kinabatangan (Malaysia Timur) terus menyebar kewilayah bulungan sekarang.
Bulungan pada waktu itu masih bersatu dalam kekuasaan kerajaan Berau sampai tahun 1800, setelah itu memisahkan diri. Cerita tentang pemisahan diri ini akan diulas kemudian.
Setelah Aji Tumanggung Barani mangkat beliau digantikan oleh Aji Suraraja sebagai raja Berau ke-7 yang memerintah dari tahun 1589 sampai dengan tahun 1623. Lamanya memegang pemerintahan sebagai Raja berau Ke-7 adalah 34 tahun. Aji Suraraja mangkat beliau digantikan pula oleh keturunannya yang bernama Aji Surya Balindung sebagai Raja Berau ke-8 yang memerintah sejak tahun 1623 sampai dengan tahun 1644. Lamanya 21 tahun.
Dan selanjutnya sebagai Raja Berau ke-9 telah diangkat Aji Dilayas, yang memerintah dari tahun 1644 sampai dengan tahun 1673. Keturunan Aji dilayas ini telah menimbulkan bibit perpecahan dalam kerajaan Berau.

Lokasi Berau : Kabupaten Berau adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanjung Redeb. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 34.127,47 km² dan berpenduduk sebesar kurang lebih 179.444 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Berdirinya : Kabupaten Berau berasal dari Kesultanan Berau yang didirikan sekitar abad ke-14.

Suku-suku Berau : Didaerah Berau dikenal 5 sub suku Dayak yaitu : Segayi, Punan, Kenyah, Labbu dan Basap, yang hampir semuanya memilih tinggal di pedalaman, di ulu-ulu sungai Segah dan Kelay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar